Oleh : Ustadz Mukhsin Suaidi,Lc M.E.I Dewan redaksi salamdakwah.com

Assalamu’alaikum, ustadz jika kita terjatuh dalam maksiat lalu bertaubat, kemudian datang nikmat dalam hal urusan dunia, Apakah itu termasuk istidraj juga dan apakah Allah tetap akan menyiksa kita di akhirat ? Syukron, jazakallahu khairan

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Apabila memang taubat itu sungguh-sungguh dan diterima oleh Allah ta’ala maka nikmat yang datang setelahnya merupakan buah dari taubat itu dan bukan istidraj. Berikut ini sebagian dalil dalam masalah ini:

1⃣ Allâh Azza wa Jalla berfirman,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ﴿١٠﴾ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا ﴿١١﴾ وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Rabb kalian, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepada kalian dengan lebat. dan membanyakkan harta dan anak-anak kalian, dan mengadakan untuk kalian kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untuk kalian sungai-sungai. [Nûh/ 71: 10-12]

2⃣ Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا

Dan hendaklah kalian meminta ampun kepada Rabb kalian dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kalian mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepada kalian… [Hûd/ 11: 3]

3⃣ Dalam surat Hud Allah ta’ala menceritakan perkataan Nabi Hud ‘alaihissalam kepada kaumnya,

“وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ“

“Wahai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabb kalian dan bertaubatlah kepada-Nya. Niscaya Dia menurunkan hujan yang deras atas kalian, juga memberikan kekuatan yang berlipat-lipat. Janganlah kalian berpaling dengan berbuat dosa”. QS. Hud (11): 52.

Apabila seseorang melakukan taubat nasuha dan Allah ta’ala menerima maka dia tidak disiksa oleh Allah ta’ala. Tugas kita adalah berusaha bertaubat dengan memenuhi syaratnya kemudian berhusnudhdhon kepada Allah ta’ala. Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

( التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَه )

“Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak mempunyai dosa.” HR. Tirmizi dinyatakan hasan oleh Albany.